Aksi Sosial Yayasan Pondok Kasih Bersama Keluarga Miskin
Kamis,12 Juli 2012 - 07:06 WIB - Dibaca : 116 kali

Pasalnya, Yayasan Pondok Kasih bekerjasama dengan Operation Care International membagikan 3000 pasang sepatu, kaos kaki dan tas sekolah untuk 3000 anak keluarga miskin (gakin) yang ada di Surabaya dan sekitarnya. Operation Care International sendiri adalah lembaga sosial yang berpusat di Dallas, Texas. Sedangkan Yayasan Pondok Kasih berlokasi di kawasan Kendangsari, Surabaya.
3000 anak gakin tersebut berasal dari komunitas binaan Yayasan Pondok Kasih yang tersebar di kawasan-kawasan kumuh di Surabaya seperti Kuburan Rangkah, Kuburan Kembang Kuning, Lokalisasi Tambak Asri, Lokalisasi Bangunsari, Lokalisasi Putat, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Keputih Sukolilo, dan Terminal Joyoboyo. Juga perwakilan 100 siswa dari SLB Bangun Bangsa, SLB Harapan Bunda dan YPAC Semolowaru.
Menurut Dr Hana Amalia Vandayani Ananda, Ketua Yayasan Pondok Kasih (YPK), aksi sosial tersebut juga merupakan rangkaian dari Peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli mendatang. Dan kebetulan, bertepatan dengan tahun ajaran sekolah baru.
“Anak-anak tersebut pasti senang dan bahagia. Harapan kami, dengan adanya sepatu dan tas sekolah baru, mereka dapat lebih semangat lagi untuk menimba ilmu,” ujar wanita paroh baya yang akrab dipanggil Mama Hana ini.
Seperti yang diungkapkan Siti Aminah (12 tahun). Anak yang tinggal di kawasan Lokalisasi Tambak Asri ini merasa sangat senang mendapatkan sepatu dan tas sekolah baru. Sambil terbata-bata, Siti yang masih duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar di dekat rumahnya tersebut berujar, “Pas masuk sekolah kemarin, saya masih pakai sepatu dan tas lama. Karena ayah saya cuma tukang becak. Sedangkan ibu saya tidak bekerja. Dan saya masih punya 2 adik yang masih balita,” akunya.
Sementara itu, ada yang menarik di acara yang digelar di Gelora Pancasila sendiri. Sebelum menerima sepatu, anak-anak tersebut akan dibasuh dahulu kakinya dengan tisu basah.
Tak tanggung-tanggung, yang membasuh kaki anak-anak tersebut dari segenap pimpinan Yayasan Pondok Kasih (YPK) dan Operation Care International (OCI). Juga para relawan yang berasal dari semua unsur dan kalangan. Setelah itu, dibantu untuk memakai kaos kaki terlebih dahulu, baru kemudian sepatunya.
Tak hanya mendapatkan sepatu, kaos kaki dan tas sekolah, namun ribuan anak tersebut juga akan mendapatkan bingkisan kasih berupa kaos, jam tangan serta paket makanan yang berisikan snack dan susu.
“Kami ingin berbagi kebahagiaan dengan anak-anak kurang beruntung tersebut. Karena bagaimanapun juga, mereka adalah aset bangsa ini. Generasi penerus yang tentunya juga punya cita-cita. Siapa tahu kelak, ada diantara mereka yang nantinya menjadi pemimpin bangsa ini. Entah jadi Presiden, Menteri, Gubernur, Walikota, Bupati atau Wakil Rakyat,” harap Hana Ananda yang pernah mendapatkan penghargaan Satya Lancana (2004-2005) dan Dharma Karya Kancana (2006) dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.
Tak hanya anak-anak, namun aksi sosial yang dilakukan Yayasan Pondok Kasih bekerjasama dengan Operation Care International juga menargetkan para lansia. Di Gelora Pancasila, pada Rabu (11/7) paginya, 1200 lansia dibagikan kacamata baca gratis. Tentu saja, hal ini disambut baik oleh para lansia yang rata-rata memang berasal dari keluarga miskin (gakin).
Dijelaskan Hana, selama kunjungannya di Surabaya, pimpinan dan relawan Operation Care International juga akan berkunjung dan melakukan aksi sosial di beberapa tempat yang telah ditentukan. Seperti di Panti Asuhan, Panti Wredha, Pondok Pesantren, Gereja dan PAUD yang ada di Surabaya, Sidoarjo dan Madura.
“Mereka (OCI) akan mengakhiri misi kemanusiaan mereka di Surabaya sampai tanggal 15 Juli mendatang. Dan OCI menggandeng kami dari Yayasan Pondok Kasih, karena mereka tahu bahwa kami ini sudah terbukti puluhan tahun mengabdikan diri serta membantu kaum papa (pra sejahtera), tanpa memandang suku dan agama. Tak hanya di Surabaya, tapi juga di hampir semua kota yang ada di Indonesia,” jelas Hana yang mengawali misi kemanusiaannya gara-gara bertemu dengan pengemis tua di sebuah gereja pada tahun 1990 lalu. rw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar